Prodi Psikologi UII Kembali Meraih Akreditasi A

Pada tanggal 15 januari 2015, Badan Akreditasi Nasional – Pendidikan Tinggi (BAN-PT) merilis hasil penilaian akreditasi untuk Jenjang S1 Program Studi Psikologi UII. Penilaian tersebut menunjukkan nilai A dengan skor 367 bagi akreditasi Prodi Psikologi UII. Penilaian ini diberikan berdasarkan proses desk evaluation yang dilakukan berdasarkan isian borang yang telah dikirimkan sebelumnya dan visitasi (kunjungan langsung) yang dilakukan asesor dari BAN-PT pada tanggal 25-26 September 2014.

Pihak Universitas, Fakultas, maupun Prodi menyambut gembira hasil penilaian yang diberikan oleh BAN-PT. Hal ini menunjukkan, bahwa secara kualitas, berbagai indikator layanan kependidikan yang diberikan Prodi Psikologi lain telah dapat disejajarkan dengan Prodi Psikologi berbagai kampus terbaik yang ada di Indonesia. Indikator ini meliputi tata kelola, kurikulum, sarana-prasarana, bidang kemahasiswaan dan alumni, pendanaan, dan jumlah serta kualitas hasil publikasi, penelitian dan dan pengabdian masyarakat. Dalam hal kerjasama internasional, prodi Psikologi yang telah melakukan joint research antara lain dengan Zhejiang University, China, Leipzig University, Jerman dan University of Applied Science, Zwickau, Jerman.

Hasil evaluasi ini tentu saja tidak dapat dilepaskan dari berbagai program unggulan yang terus dikembangkan oleh pengelola Prodi Psikologi dan Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) UII. Beberapa program unggulan yang dikembangkan oleh Prodi Psikologi antara lain pengembangan Personal Development Planning System (PDPS) sebagai panduan karir bagi mahasiswa, adanya SAP (System Application and Product in Data Processing) guna memberikan ketrampilan dalam menggunakan software SAP Human Capital Management dalam hal pengelolaan sumber daya manusia melalui sistem informasi, pengembangan keterampilan belajar dan riset bagi mahasiswa, penyediaan dukungan dana penelitian bagi dosen, dan pengabdian masyarakat pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi Merapi berbasis penelitian. Berbagai program ini dipandang memberikan efek bagi peningkatan kualitas Prodi yang tercakup dalam indikator penilaian akreditasi oleh BAN-PT.

Saat ini Prodi Psikologi sedang dalam proses evaluasi kurikulum dimana untuk kedepannya roh atau inti prodi Psikologi adalah Psikologi Islami. Jika sebelumnya psikologi islami hanya muncul dalam satu mata kuliah, kedepannya semua mata kuliah juga akan bernuansa psikologi islami. Selain tertuang dalam kurikulum, psikologi islami ini juga akan mendasari penelitian dosen dan mahasiswa serta kegiatan pendukung lain yaitu NCIP (National Conference Islamic Psychology). NCIP ini adalah konferensi psikologi islami pertama yang diselenggarakan oleh prodi Psikologi Universitas Islam Indonesia pada tanggal 27-28 Februari 2015 di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta.

Mengacu pada diperolehnya nilai A dalam akreditasi oleh BAN-PT, Mira Aliza Rachmawati, S.Psi., M.Psi selaku Ketua Prodi Psikologi menekankan bahwa selain terus menjaga agar akreditasi nasional tetap A, Prodi Psikologi UII juga perlu berkomitmen dan bekerja keras untuk meraih akreditasi di level Internasional. Diperolehnya akreditasi A ini, kiranya dapat menjadi pintu masuk untuk terus mengembangkan diri dengan mengarah pada kriteria pendidikan psikologi yang tersertifikasi di level Internasional.

Peran Pola Asuh Orangtua Terhadap Perkembangan Anak Kolokium Prodi Psikologi FPSB

Selain pola asuh orangtua, kenyamanan lingkungan psikologis (kehangatan dalam rumah tangga) juga sangat berpengaruh pada perkembangan karakter dan kepribarian seorang anak. Hal ini diungkapkan oleh Ery Surayka Puspa Dwi, Psikolog saat menyampaikan materi kolokium tentang ‘Kasus Klinis dalam Praktek Psikologi’ yang diselenggarakan oleh Departemen Psikologi Klinis Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Rabu, 31 Desember 2014 di R. Audiovisual .

Lebih jauh pemilik panggilan akrab Ibu Dwi ini berbagi pengalamannya saat melaksanakan tugas sebagai seorang Psikolog. Banyak kasus psikologis yang sudah berhasil ditangani dengan baik, seperti psikosomatis, stress, kecemasan, schizophrenia, psikotik, depresi-trauma, phobia, panic attack, gangguan tingkah laku pada anak (gangguan belajar, gangguan bahasa, slow learner, gangguan emosi, gangguan pervasif, sibling rivalry, dll) , gangguan dalam pergaulan (minder, tidak pede, jomblo, dll), anak berkebutuhan khusus, (gifted, jenius, indigo, autis, retardasi mental, down syndrom, ADHD, dll), obesitas, substance abuse, quit smoking, PSTD, kesurupan, perselingkuhan, drugs abuse, kleptomania, disleksia, dan masih banyak lagi.

Dari gangguan-gangguan atau kasus psikologis tersebut di atas yang terjadi pada usia dewasa awal lebih banyak merupakan implikasi dari pola asuh atau kondisi lingkungan psikologis yang diberikan oleh orangtua. Ibu Dwi juga menambahkan bahwa dalam beberapa kasus tertentu intervensi dilakukan juga dengan menggunakan teknik hypnotherapy.

Profesionalisme Guru PAUD Kolokium Psikologi FPSB

“Jika kita ingin memasukkan anak ke sekolah PAUD, makan kita perlu menghitung proporsional jumlah guru pembimbing dengan kapasitas (jumlah) siswa yang ditawarkan. Hal ini penting untuk menjamin bahwa anak kita mendapatkan bimbingan yang baik”. Demikian ungkap Rieka Apriyani, S.Psi saat memberikan materi kolokium “Profesionalisme Guru PAUD” yang diselenggarakan Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa, 23 Desember 2014. Acara yang berlangsun di GKU. Prof. Dr. Sardjito, M.P.H Kampus Terpadu UII ini dimoderatori oleh Resnia Novitasari, S.Psi., MA.

Direktur ‘Sekolah Primagama’ KB-TK dengan 32 cabang di seluruh Indonesia yang juga alumni Prodi Psikologi FPSB UII mengawali paparannya dengan menyampaikan 4 standar kompetensi yang harus dimiliki guru menurut UU No. 14 tahun 2005, yakni kompetensi pedagogik terkait dengan kemampuan guru dalam merancang, mengelola dan menilai pembelajaran anak didik serta memberikan motivasi dan penguatan pada anak didik (verbal dan non verbal), kompetensi kepribadian yang berkait erat dengan sikap, akhlak dan keteladanan, kompetensi sosial yang berhubungan dengan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara intensif dan efisien dengan seluruh warga sekolah serta kompetensi profesional yang berhubungan dengan penguasaan pembelajaran secara luas dan terintegrasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Tak jauh berbeda dengan standar kompetensi tersebut, seorang guru PAUD profesional menurut Rieka juga harus mampu merancang, melaksanakan dan menyusun laporan penelitian, mampu berinovasi dalam mengembangkan model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak serta mampu memahami materi ajar sesuai dengan kurikulum PAUD dan mengintegrasikannya dengan materi lain yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Pengasuh rubrik di koran Harjo dan Republika ini juga menambahkan bahwa seorang guru PAUD haruslah memiliki kesukaan dalam mengamati perilaku anak (dengan cermat), suka menjadi pendengar yang baik, suka menjalin hubungan intensif yang baik dengan anak, mampu berempati dan menempatkan diri pada posisi anak, suka memberikan kesempatan pada anak, memiliki ketegasan yang hangat, suka menggunakan bahasa anak, suka menggunakan alat peraga, dan lain sebagainya.

Terkait dengan pendirian lembaga PAUD menurutnya ada beberapa modal yang harus dipersiapkan, yakni membuat tujuan, misi dan misi, mempersiapkan kurikulum, membuat segmentasi peserta didik, menyiapkan sarana dan prasarana, menyiapkan biaya pendidikan, serta menyiapkan sistem evaluasi evaluasi peserta didik.

“Kesabaran, keikhlasan, serta doa merupakan bagian yang tak terpisahkan ketika Anda berkomunikasi dengan anak”, pungkasnya.

Prodi Psikologi Gelar Intercultural Learning Psychology

Untuk lebih mengenalkan proses pembelajaran maupun proses konseling psikologi di Filipina, Departemen Psikologi Sosial, Industri dan Organisasi Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) secara khusus menggelar kolokium bertema “Intercultural Learning, University Student Counceling and Learning Psychology in Filipina”, Selasa, 9 Desember 2014 di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito, M.P.H. dengan menghadirkan Noreen Grace G. Justo, Patricia Michelle M. Soledad, Chito C Flores dan Melody L. Mante dari Atheneo de Davao University and Palawan University Filipina sebagai pembicara. Dosen Prodi Psikologi FPSB UII, Wanadya Ayu Khrisna Dewi, S.Psi., MA tampil sebagai moderator.

Dalam acara tersebut, para pembicara tampak sangat bersemangat dan cukup interaktif dalam berbagi pengalamannya menjadi mahasiswa Psikologi di Filipina. ‘Managing Intercultural Conflicts’ adalah salah satu materi yang mereka share kepada para peserta kolokium. Tak jauh berbeda dengan para pembicara, para peserta juga tampak sangat antusias dalam mengikuti sekaligus menikmati acara tersebut. Sesi tanya jawab pun benar-benar mereka manfaatkan. Namun karena keterbatasan waktu yang disediakan, maka tidak semua peserta yang sudah mengacungkan jari sebagai tanda ingin mengajukan pertanyaan berhasil menyampaikannya.

Kita semua tentu berharap agar kegiatan serupa (sharing pengalaman dengan menghadirkan tamu dari negara lain) bisa terus dianjutkan untuk menambah wawasan mahasiswa maupun dosen, baik di lingkungan FPSB UII khususnya maupun UII pada umumnya.

Laboratorium Psikologi Gelar Expo 2014

Ruang Audiovisual Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi salah satu stand Laboratorium Expo 2014 yang ramai dipadati pengunjung pagi ini, Kamis, 4 Desember 2014. Dalam Lab Expo 2014 kali ini ruang audiovisual dipergunakan sebagai stand IPSINEMA untuk nonton bareng dan bedah film bertema Psikologi, Miracle Worker (Pkl. 09.00-11.30 WIB) dan A Beautiful Mind (Pkl. 13.00-15.30).

 

Tak kalah ramai dengan stand IPSINEMA, beberapa stand pameran Lab Expo di Lt.4 seperti stand Grafis Corner (membaca karakter melalui tes grafis), pameran alat tes intelegensi, alat tes bakat & minat, alat tes inventory, alat tes proyektif, alat tes inventory, alat tes biopsikologi, maupun psikologi eksperimen dan OW (Observasi Wawancara) juga mendapat banyak pengunjung.

Selain mendapat pengetahuan tentang berbagai alat tes psikologi, pengunjung yang didominasi oleh mahasiswa Prodi Psikologi FPSB UII juga berkesempatan mendapatkan doorprise berupa voucher pulsa dan buku alat tes yang diterbitkan oleh lab. Psikologi FPSB UII.

Kuliah Lapangan di Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqien Prodi Psikologi FPSB UII

Menimba ilmu bagi mahasiswa UII tidak selalu dilakukan di ruang perkuliahan. Mahasiswa dapat pula mengikuti kuliah lapangan di tempat-tempat pembelajaran yang relevan, seperti pondok pesantren. Sebagaimana nampak dalam kuliah lapangan yang diikuti oleh mahasiswa Psikologi UII angkatan 2014 yang berlangung di Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqien, Sabtu (29/11). Pondok pesantren yang berlokasi di JL. Cangkringan Km 4, Babadan, Purwomartani, Kalasan, Sleman ini diasuh oleh Ustadz KH. Hamdani Bakran Adz-Dzakiey. Selain dikenal sebagai pemuka agama, ia juga dikenal sebagai penulis yang cukup produktif dengan menghasilkan beberapa buku yang membahas tentang nilai-nilai keislaman.

Setidaknya sebanyak 55 mahasiswa Psikologi UII menyimak pemaparan Ustadz Hamdani tentang “Jiwa, Qalbu, dan Akal Manusia”. Disampaikan Ustadz Hamdani bahwa Rasulullah SAW adalah bapak ruhani umat manusia. Menurutnya jiwa (nafs) adalah tubuh halus manusia yang berada di antara ruh dan jasad. “Jika ia sangat dekat dengan hakikat ruhnya, maka ia selalu berada dalam aktifitas kebenaran Tuhannya. Jika ia sangat dekat dengan jasad atau tubuh kasarnya, maka ia akan selalu berada dalam aktifitas yang menyimpang dari kebenaran Tuhannya”, ungkap Ustadz Hamdani.

Selain itu, jiwa (nafs) adalah wadah daya qodrat (kuasa), iradat (kehendak), ilmu (pengetahuan), hayat (kehidupan), sama’ (pendengaran), bashar (penglihatan), serta kalam (perkataan) Allah SWT. “Jiwa manusia memiliki tiga daya yakni daya bernafsu yang bertempat di perut, daya berani yang bertempat di dada dan daya berfikir yang terdapat di kepala”, tambahnya.

Akal sebagai daya berpikir yang terdapat di kepala mengandung akal praktis dan teoritis. Akal praktis adalah akal yang menerima arti-arti yang berasal dari materi melalui indera pengingat. Sedangkan akal teoritis menangkap arti-arti murni yang tidak pernah ada dalam materi, seperti Tuhan, ruh dan malaikat. Fokus akal praktis pada alam materi, sedangkan akal teoritis pada alam metafisik atau immateri.

Dosen Psikologi UII, Hazhira Qudsyi, S.Psi., MA yang hadir mendampingi para mahasiswa UII mengatakan bahwa tujuan diadakannya kuliah lapangan ini adalah memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar tentang hakekat jiwa manusia menurut Islam. Lewat kuliah lapangan mahasiswa juga memperoleh nuansa baru dalam mengkaji materi pembelajaran yang tidak hanya didapat dari ruang kuliah saja.

Kuliah lapangan ditutup dengan sesi diskusi yang berjalan sangat menarik dengan banyaknya pertanyaan yang muncul dari mahasiswa. Ke depannya, kuliah lapangan ini akan dilaksanakan secara rutin sebagai salah satu media dan strategi pembelajaran bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Psikologi Umum dalam mengkaji materi tentang jiwa manusia.

Kuliah Pakar dengan Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D di Prodi Psikologi FPSB UII

Bertempat di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito, M.P.H Program Studi Psikologi (Psi) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kuliah pakar dengan menghadirkan Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D sebagai pemateri, Sabtu, 29 November 2014.

 

Dalam materinya yang berjudul ‘Kecanduan Seksual dan Pornografi’, Prof. Koentjoro mengkritisi banyaknya mahasiswa saat ini yang sudah ‘kebablasan’ dalam bergaul dengan lawan jenisnya. “Hubungan seksual itu indah dan merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah SWT kepada kita kalau dilakukan dalam aturan yang benar. Makanya Allah SWT memberikan nilai ibadah pada hubungan seksual antara suami dan isteri”, ungkapnya.

Lebih jauh Prof. Koentjoro menjelaskan dan memberikan banyak contoh mengenai dampak negatif dari pola pergaulan yang sudah menyalahi aturan tersebut, baik dari dampak sosial (aborsi, putus sekolah, dll), biologis (adiktif) maupun dampak psikologis (stres). Prof. Koentjoro menambahkan bahwa bentuk kecanduan seksual biasanya dikenali dari perilaku yang tidak terkontrol, seperti menghabiskan waktu untuk menikmati prodiuk-produk pornografi, masturbasi tak terkendali, ekshibisionisme, voyeurisme, fetishes, seks berisiko tinggi, pelacuran, telepon seks dan ngesek lewat internet, perselingkuhan dan lain sebagainya.

Workshop Psychology Islamic for Teaching and Learning Prodi Psikologi FPSB

Ilmu merupakan pengetahuan yang bertujuan untuk menemukan kebenaran dengan menggunakan metode dan harus ada ikhtiar atas izin Allah SWT untuk mengarahkan kehidupan kepada Allah SWT. Kebenaran bisa dicari dalam hati, di Al Quran dan di alam semesta dengan bantuan akal. Beberapa tokoh atau ilmuan muslim cukup banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban ilmu di dunia. Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham, Abdur Rahman Abu Zayd Muhamad ibnu Khaldun atau akrab didengar sebagai Ibnu Khaldun, dan Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath Thusi, Abu Hamid Al Ghazali atau lebih tenar dengan sebutan Imam Al Ghazali dipilih oleh Dr. Bagus Riyono, MA sebagai referensi kajian tentang ‘paradigma ilmu’ yang disampaikan kepada dosen-dosen Prodi Psikologi dalam forum Islamic Psychology for Teaching and Learning Fakultas Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, Senin, 24 November 2014.

Masing-masing ilmuwan muslim tersebut terkenal dengan bidang ilmu yang berbeda, seperti Ibnu Haitham atau Alhazen dikenal sebagai seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat, Ibnu Khaldum terkenal dengan sosiologi Islamnya dan Imam Al Ghazali dengan filsafat dan tasawuf.

Ketiganya memiliki metode berbeda dalam merumuskan ‘paradigma ilmu’. Ibnu Khaldun sudah menggunakan metode fenomenologi, mencatat data dari peradaban-peradaban dan melakukan observasi, Al Haytham kerkeyakinan bahwa ilmu datangnya dari Allah SWT (jadi kebenaran harus satu, tunggal dan bisa diterima semua orang), sedangkan Imam Al Ghazali berkeyakinan bahwa kebenaran ada dalam hati. Bahkan meski sudah sangat terkenal sebagai cendekiawan muslim hebat, Al Ghazali sempat melakukan penelitian tentang dirinya sendiri selama 10 tahun untuk menemukan sebuah kebenaran yang dirasa kurang (belum ditemukan).

Perbedaan inilah yang coba disampaikan oleh Pak Bagus Riyono kepada dosen Prodi Psikologi untuk menambah wawasan tentang paradigma ilmu.

Workshop Psikometri dan Model RASCH Prodi Psikologi FPSB

Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan workshop Psikometri dan RASCH Model dengan menghadirkan dosen ilmu pendidikan di Fakultas Pendidikan, Universitas Teknologi Malaysia, Bambang Sumintono, Ph.D, Jumat-Sabtu, 14-15 November 2014. Acara digelar di Laboratorium Kamputer FPSB UII dan diikuti oleh staf pengajar Prodi Psikologi.

 

Dalam workshop tersebut, peserta dipandu untuk memahami langkah demi langkah aplikasi model Rasch dalam penelitian ilmu Psikologi, baik dari dasar-dasar pengukuran, pengenalan permodelan RASCH, penggunaan perangkat lunak untuk memudahkan pengolahan data serta interpretasi hasil keluaran analisis Model RASCH. RASCH Model sendiri muncul dari analisis penelitian yang dilakukan oleh Dr Georg Rasch.

Semua tentu berharap agar workshop yang diselenggarakan tersebut benar-benar akan memberi warna tersendiri dalam proses analisis data yang dilakukan oleh dosen prodi psikologi yang juga dimungkinkan untuk disebarluaskan kepada mahasiswa Prodi Psikologi FPSB UII.

Pembekalan Alumni Psikologi FPSB

“Setelah Anda lulus, maka Anda harus terus memiliki aktivitas. Jangan sampai tidak memiliki aktivitas. Kalau bisa, aktivitas yang dilakukan mendukung Anda dalam mengembangkan potensi diri. Aktivitas tersebut akan sangat dihargai oleh perusahaan saat proses seleksi calon karyawan. Jangan sepelekan juga medical check up. Banyak calon pelamar gagal dalam proses ini setelah diketahui mereka mempunyai kolesterol/gula yang tinggi. Ini bisa diakibatkan kesalahan dalam pola makan kita”. Demikian ungkap alumni Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Muhammad Nur Syuhada, S.Psi saat memberikan pembekalan kepada calon alumni FPSB UII, Jumat, 31 Oktober 2014 di Ruang Audiovisual FPSB UII.

Dalam pembekalan tersebut, alumni angkatan 2004 yang sudah cukup kenyang dengan pengalaman sebagai HRD di beberapa perusahaan nasional itu berbagi informasi tentang ‘jurus jitu’ untuk menembus dunia kerja melalui personal branding (memiliki keahlian khusus/unik yang tidak dimiliki kandidat lain, jujur, kompeten, kreatif, dll).

Acara pembekalan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan sosialisasi forum IKAPSI (Ikatan Keluarga Alumni Psikologi) FPSB UII.