Suasana kuliah umum bersama Prof. Dr. Djamaluddin Ancok
“Nenek moyang kita itu orang hebat. Mereka bisa membuat bangunan yang hebat (Candi Dieng, Borobudur, Prambanan, dll) disaat belum ada teknologi seperti sekarang ini. Gen-nya mengalir pada diri kita. Jangan pernah merasa tidak bisa, karena yakinlah bahwa Allah SWT akan memberikan jalan pada kita. Sadari kita orang hebat, kita harus yakin bisa”. Demikian pesan singkat namun penuh motivasi disampaikan oleh mantan Dekan ke-1 Fakultas Psikologi UII (sebelum berubah menjadi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII), Prof. Dr. Djamaluddin Ancok dalam materi kuliah umum Mahasiswa Baru Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) bertema ‘Menjadi Mahasiswa Tangguh Menghadapi Masa Depan’, Kamis, 18 September 2014 di GKU. Prof. Dr. M. Sardjito, MPH.
|
Kepada peserta, Pak Djamal (panggilan akrab Pak Djamaluddin Ancok) mengingatkan beratnya tantangan (utamanya persaingan di bursa kerja) yang akan dihadapi sebagai dampak dibukanya kran kesepakatan pasar bebas ASEAN tahun 2015 dan juga pasar bebas dunia (WTO) yang akan segera menyusul kemudian. Untuk menghadapi hal tersebut, seorang mahasiswa haruslah tangguh. Caranya tentu dengan mengoptimalkan modal yang dimiliki, seperti modal kecerdasan (intelektual), modal emosional, modal sosial, modal ketabahan, modal spiritual dan modal kesehatan.
Guru besar Universitas Guna Darma tersebut juga meminta para peserta (mahasiswa Prodi Psikologi) untuk mau mempelajari ilmu kontekstual diluar disiplin ilmu psikologi, seperti ilmu ekonomi, teknologi informatika, ilmu pendidikan, ilmu pemerintahan dan lain sebagainya. “Kita harus senantiasa optimis menatap masa depan. Kita harus terus belajar, belajar dan belajar. Jangan pernah berhenti belajar. Biasakan untuk senang membaca. Kita juga perlu membaca buku-buku motivasi yang memuat perjalanan hidup orang-orang sukses”, ungkapnya. Pak Djamal sendiri semasa mudanya menjadi pengagum kisah perjalanan Presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln.
Diakhir sesi, Pak Jamal memberikan gambaran beberapa wilayah kerja yang bisa dimasuki oleh lulusan psikologi, seperti militer, kepolisian, hukum (psikologi forensik), kesehatan, klinis, kependudukan, KB, pendidikan, permukiman, lingkungan hidup dan lain sebagainya.