Psikologi Universitas Islam Indonesia mengadakan International Intensive Course on Islamic Psychology (IICIP) untuk kedua kalinya. Pada tahun ini kegiatan yang diusung berupa workshop internasional dengan topik umum yang diangkat yaitu psikologi islam. Kegiatan dilakukan selama 5 hari secara terpisah yaitu pada tanggal 7, 8, 14, 15 dan 21 November 2020, dimana satu hari terdiri dari 2 sesi acara.
Kegiatan ini membuka 2 paket kelas yaitu short course (full package) dan independen (daily package). Kegiatan ini berkolaborasi dengan International Association of Muslim Psychologists (IAMP). Sehingga pemateri yang turut hadir tidak hanya berasal dari UII tetapi juga beberapa kampus lain di Indonesia dan luar negeri seperti dari Doha Qatar, Turki, Australia, Amerika Serikat, India, Rusia, dll. Sedangkan jumlah peserta yang hadir yaitu 137 orang dari 15 negara diantaranya yaitu Indonesia, Brunei, Malaysia, Australia, India, Rusia, Uruguay, Amerika Serikat, Swedia, Prancis, Kazakhstan, dll.
Acara ini terbuka untuk umum sehingga peserta yang turut hadir berasal dari berbagai jurusan seperti manajemen, psikiater, psikologi serta juga ada peserta yang berasal dari non-muslim. Mereka semua tertarik dengan kesehatan mental menurut perspektif islam. Hal ini sesuai dengan tujuan dari kegiatan yaitu menyediakan media untuk belajar dan mengkaji psikologi islam mulai dari basic sampai ke konsep dan aplikasi bagi peserta yang berminat terhadap konsep psikologi islam. Topik yang diangkat mulai dari foundation of islamic psychology, integrated of islamic psychology, epistemology of islamic psychology, contract well being of islamic psychology dan topik-topik lain yang lebih mendalam dengan konsep dan aplikasi psikologi islam di berbagai bidang seperti psikoterapi, pendidikan, moral excellence, PIO sumber daya masyarakat, asesmen dan intervensi.
“Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar dan Alhamdulillah pesertanya juga cukup banyak. Mengingat bahwa ini adalah workshop yang diadakan selama 3 pekan dan berbayar. Tujuannya supaya peserta berkomitmen dengan acara ini” kata bu Annisa selaku panitia acara IICIP saat diwawancarai Minggu malam 13/12/2020.
Karena peserta dan pemateri yang berasal dari berbagai negara, alhasil terjadilah perbedaan waktu pada saat acara berlangsung. Ada beberapa peserta yang tidak bisa mengikuti acara karena di negaranya sudah tengah malam. Hal itu menyebabkan ketidakmungkinan peserta untuk turut hadir sehingga pihak panitia memberikan izin. “Karena itu sangat dibutuhkan komunikasi yang baik antara peserta dan pemateri. Alhamdulillah acara berlangsung selalu on time” kata bu Annisa. “Untuk kendala saat acara berlangsung tidak ada, hanya saja terjadi kendala kecil di pekan pertama mendekati acara yang dimana terjadi lonjakan pendaftar dari Indonesia. Hal ini cukup membuat panitia menjadi kewalahan untuk mendata para peserta tersebut” sambung bu Annisa.
Pada saat closing ceremony terdapat sesi participant remarks yang dimana peserta diminta untuk menyampaikan kesan dan pesan selama mengikuti acara IICIP. Rata-rata peserta memiliki kesan yang baik dan sangat mengapresiasi acara ini. Seperti peserta dari luar negeri, mereka sangat senang dan sangat mengapresiasi acara ini apalagi mereka sangat tertarik dan berminat dengan psikologi islam.
Salah satunya, penyampain kesan dari peserta asal Swedia yang menceritakan mengenai bagaimana aplikasi psikologi islam di negara minoritas muslim. Beliau juga mempunyai tujuan untuk membuka wawasan bahwa psikologi islam juga dibutuhkan untuk membangun kesehatan mental pada muslim. Topik ini masuk di materi workshop IICIP dengan pemateri Dr. Hanan Dover dari Australia dan Dr. Olga Pavlova dari Rusia yang menjelaskan aplikasi psikologi islam ini untuk kesehatan mental muslim. Dimana muslim juga menghadapi tantangan-tantangan seperti bekerja di tempat yang suasananya tidak islami, kemudian ada tekanan sebagai minoritas, dsb. Sehingga beliau tertarik dan juga ikut menawarkan riset dan pengembangan psikologi islam. Hal ini juga disampaikan oleh peserta dari Rusia yang juga membahas hal yang sama terkait aplikasi psikologi islam.
Kemudian pada acara penutupan ini banyak peserta yang terharu apalagi peserta dari Indonesia. Hal ini dikarenakan kebanyakan dari mereka adalah pemula yang baru belajar atau baru mengenal psikologi islam. Salah satunya penyampaian kesan dari Ibu Nani Nurahman yang merupakan dosen psikologi Universitas Katolik Atma Jaya. Beliau mengatakan bahwa dengan mempelajari psikologi islam, ia menemukan sesuatu yang hilang dari pembahasan psikologi mainstream. Dimana konsep tentang “soul” tidak banyak dibahas di psikologi mainstream tetapi kemudian ia menemukan itu di psikologi islam.
“Hal ini menjadi tinjauan ulang, bahwa psikologi islam nanti bisa masuk melalui celah itu untuk melengkapi yang tidak banyak dibahas dalam psikologi mainstream” kata bu Annisa.
Kemudian juga ada salah satu peserta yang merupakan dosen manajemen di salah satu kampus di Indonesia mengatakan bahwa, yang disampaikan selama workshop sangat related dengan ketertarikan beliau selama ini. Karena selama ini beliau merasa bahwa tidak banyak orang yang mengkaji psikologi dalam perspektif islam. Hal itu yang membuat beliau sangat antusias ketika mengikuti workshop IICIP.
Kemudian ada hal yang menarik juga, dimana ada paper yang ditulis kolaborasi antara peserta dari Rusia dan peserta dari Indonesia. “Ini adalah capaian yang positif karena peserta juga antusias terhadap keseluruhan acara” kata bu Annisa.
Author : Salsa Maulidya Nur Russandari
Editor : As’ad Royan