Pendampingan Persiapan Presentasi International Conference on Indigenous and Cultural Psychology (ICICP) 2025

Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) baru saja menyelenggarakan pendampingan persiapan presentasi bagi dosen/mahasiswa yang akan mempresentasikan karya dalam ajang International Conference on Indigenous and Cultural Psychology (ICICP) 2025. Acara berlangsung pada tanggal 15 Mei 2025 ini dihadiri oleh beberapa dosen Psikologi dan mahasiswa, bertujuan untuk memberikan insight, pendampingan, serta pengarahan langsung oleh salah satu pakar dalam submisi karya ilmiah pada ICICP di bulan Agustus 2025 yang akan datang.

Kegiatan ini diisi oleh salah satu pakar yang berasal dari Inha University, Korea Selatan, Profesor Uichol Kim. Beliau menyampaikan berbagai strategi dalam proses membuat sebuah penelitian/karya ilmiah. Dalam sesi tersebut, partisipan diajak untuk menemukan cause atau akar dari perilaku manusia dan juga mendorong kerjasama antar sesama ketika akan melakukan suatu penelitian. Pakar juga mengajak partisipan untuk terjun langsung ke lapangan, berinteraksi dengan berbagai individu, dan mengamati kehidupan mereka secara nyata melalui travelling. Dari pengalaman tersebut, akan tumbuh pemahaman dan inspirasi untuk penelitian yang lebih kuat dan autentik kedepannya.

Melalui diskusi, para mahasiswa dan dosen berkesempatan untuk mengemukakan tema penelitian yang tengah atau akan mereka kerjakan. Dalam sesi ini, Profesor Uichol Kim memberikan umpan balik, saran yang membangun, serta pendekatan yang strategis yang dapat diterapkan dalam proses penelitian.

Salah satu dosen Psikologi UII, Muhammad Novvaliant Filsuf Tasaufi, S.Psi., M.Psi., Psikolog turut mengungkapkan insight yang diperoleh, “Terutama terkait tema penelitian ya. Aspek yang diberikan oleh Prof. Kim memberikan gambaran yang lebih mencerahkan. Intinya adalah diskusi kemarin itu  memberi wawasan yang sangat luas, sehingga memberikan masukan yang relevan”.

Sementara itu, mahasiswi Psikologi S2 UII, Frischa Ayu Yolissia turut menyampaikan pembelajaran yang didapat melalui kegiatan ini, “Ketika mau melakukan penelitian, lihat budaya tempat penelitian kita. Karena partisipan itu dipengaruhi banyak variabel yang tidak kita ukur. Misal seperti Indonesia, nah itu kan budayanya berbeda dengan barat. Jadi kita perlu menyesuaikan hal apa yang menjadi perbedaan. Satu lagi, kalau mau melakukan penelitian, kita juga harus benar-benar tahu pertanyaan apa yang ingin kita dapatkan jawabannya. Sehingga penelitian akan ada framework dan sesuai dengan teori”.

Dengan berbagai masukan dan strategi yang diberikan melalui kegiatan ini, diharapkan mampu memberikan sudut pandang baru kepada dosen dan mahasiswa serta dapat membantu mereka dalam menyempurnakan desain penelitian masing-masing.

 

Mengenal Skizofrenia Lebih Dekat: Memahami Ruang Realita yang Tak Terlihat

 

Skizofrenia kini tak lagi asing dalam perbincangan, terutama di media sosial. Namun dibalik meningkatnya perhatian publik, masih banyak stigma yang menyelimuti hingga menimbulkan jarak sosial terhadap para penderita. Melalui artikel ini, kita akan mengenal lebih jauh mengenai skizofrenia dan dinamika keseharian para penyintas melalui kacamata seorang praktisi klinis sekaligus pengajar.

Skizofrenia adalah gangguan mental yang tergolong kronis dan berat, yang memengaruhi cara individu berpikir, merasakan, dan berperilaku. Menurut DSM-5, skizofrenia ditandai oleh adanya dua atau lebih gejala psikotik yang berlangsung dalam periode satu bulan, dengan gejala wajib meliputi delusi, halusinasi, atau gangguan bicara yang tidak teratur. Adapun gejala lainnya, mencakup perilaku motorik yang sangat kacau atau katatonik, dan gejala negatif seperti apati atau afek datar, alogia, serta avolisi. Agar diagnosis dapat ditegakkan, gejala ini harus berlangsung secara intens dalam kurun waktu setidaknya enam bulan dan menyebabkan gangguan signifikan dalam fungsi sosial.

Berdasarkan prevalensi data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO), skizofrenia memengaruhi sekitar 24 juta jiwa di seluruh dunia, atau sekitar 1 dari 300 orang secara global. Mengacu pada data yang dirilis oleh Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2023, sebanyak 6,1% penduduk di Indonesia dengan rentang usia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental, skizofrenia menjadi salah satu di antaranya. Hal ini juga diperkuat dengan tingginya data prevalensi skizofrenia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni 9,3% berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Tingginya tingkat prevalensi ini memerlukan perhatian khusus nan serius, sebab skizofrenia merupakan gangguan mental berat yang tentunya akan memengaruhi berbagai aspek kehidupan.

Hingga saat ini penyebab dari skizofrenia masih diteliti, dan gangguan ini dipengaruhi oleh berbagai pemicu yang bersifat multifaktoral. Secara biologis, skizofrenia dapat dipicu oleh faktor genetik, seperti kelainan pada struktur otak hingga ketidakseimbangan pada neurotransmitter. Selain itu faktor psikogenik dan sosial juga turut menyumbang peran, seperti peristiwa traumatis yang mendalam sampai dengan paparan stressor lingkungan yang berat.

Umumnya gejala skizofrenia terbagi menjadi dua kelompok utama, yakni gejala positif dan gejala negatif. Sebutan “positif” bukan berarti hal baik, melainkan karena adanya tambahan terhadap perilaku normal. Contohnya, yaitu halusinasi, seperti mendengar suara yang sebenarnya tidak ada, atau delusi, yaitu keyakinan yang keliru tidak sesuai dengan kenyataan, seperti merasa sedang dikejar-kejar orang lain meski nyatanya tidak terbukti. Tak hanya itu, individu dengan skizofrenia juga dapat mengalami kekacauan dalam berpikir maupun berbicara, sehingga akan sulit untuk memahami apa yang dibicarakan karena pembicaraan cenderung tidak runtut dan membingungkan. Sementara gejala negatif, menunjukkan kurangnya kemampuan normal yang dimiliki dalam menjalani keseharian. Sebagai contoh, seseorang menunjukkan ketidaktertarikan untuk berinteraksi, mengekspresikan emosi, dan kehilangan minat maupun motivasi untuk melakukan rutinitas sekalipun, seperti mandi dan makan.

Pernahkah terpikirkan olehmu, bagaimana jika realita yang kamu jalani justru dianggap tak masuk akal oleh orang lain? Bagi orang dengan skizofrenia (ODS), hal semacam ini bukan sekadar kemungkinan, melainkan bagian dari kenyataan yang mereka hadapi tiap harinya. Menjalani hidup sebagai orang dengan skizofrenia (ODS) bukanlah hal yang mudah.  Muhammad Novvaliant Filsuf, turut memberikan pandangan dan pengalamannya sebagai seorang dosen sekaligus praktisi klinis.

“Kehidupan yang dijalani oleh individu atau orang dengan skizofrenia (ODS) menjadi berat karena realita yang diyakini tidak sesuai dengan realita sebenarnya,” ungkapnya saat diwawancara, Rabu, 21 Mei 2025.

Ketidaksesuaian tersebut menimbulkan permasalahan terhadap kehidupan sosial mereka. Tak jarang ODS mengalami kesulitan ketika harus berinteraksi dengan orang lain, terutama saat gejala seperti waham atau halusinasi muncul. Kondisi seperti ini kerap menjadi pemicu yang menguatkan stigma negatif terhadap individu dengan skizofrenia. Novvaliant lanjut menjelaskan bahwa kondisi emosional harian juga dapat menimbulkan gejala tertentu, seperti kemunculan suara-suara bisikan dalam pikiran. Meskipun hal semacam ini bisa terjadi pada siapa saja dalam situasi ekstrem, jika dibandingkan dengan orang normal, perbedaannya terletak pada intensitas serta kemampuan orang dengan skizofrenia dalam merespon suara-suara tersebut.

Novvaliant juga menyoroti tantangan yang dialami tidak hanya dihadapi oleh penderita, tetapi juga orang di sekitarnya. Kemunculan gejala dan kaburnya kontak dengan realita menyebabkan terhambatnya proses komunikasi serta interaksi sosial. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat, umumnya penanganan terhadap orang dengan skizofrenia mencakup kombinasi antara pengobatan medikamentosa, psikoterapi, dan rehabilitasi psikososial. Di mana obat antipsikotik menjadi dasar dalam membantu mengurangi gejala seperti halusinasi dan waham. Sementara psikoterapi membantu individu untuk memahami kondisi mereka dan mengelola stress. Rehabilitas psikososial juga penting untuk meningkatkan kualitas hidup orang dengan skizofrenia.

Dalam praktik klinisnya, Novvaliant melihat bahwa pendekatan yang efektif dalam menangani klien dengan skizofrenia tidak hanya bertumpu pada individu itu sendiri, melainkan juga pada lingkungan terdekatnya. Menurutnya, dukungan sosial—terutama dari keluarga—berperan penting dalam menjaga keberfungsian harian orang dengan skizofrenia. Pendekatan yang dimulai dari penguatan sistem dukungan, seperti penerimaan, kesabaran, dan regulasi emosi, menjadi dasar yang penting dalam proses pemulihan. Melalui pengalamannya menangani klien, Novvaliant merefleksikan kesehatan mental adalah anugerah yang seringkali luput dari kesadaran. Ia juga turut mengajak kita untuk lebih mengerti tanpa menghakimi karena setiap individu berhak mendapatkan ruang untuk dimengerti dan dihargai.

Selamat Hari Skizofrenia Sedunia. Mari Bersama menciptakan ruang aman bagi jiwa-jiwa yang sedang berjuang.

Author: Andara Azzahra

 

Tiga Dekade Prodi Psikologi UII : Membangun Kepedulian Lewat Kegiatan Bakti Sosial

 

Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia bersama dengan Himpunan Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Indonesia baru-baru ini telah melaksanakan kegiatan bakti sosial dalam rangka tiga dekade program studi psikologi UII. Momen kegiatan ini dimaksudkan untuk dapat mempererat hubungan antara komunitas akademik dengan lingkungan masyarakat melalui aktivitas yang bermanfaat dan bermakna.

 

Acara bakti sosial ini dilaksanakan pada Sabtu, 10 Mei 2025  di Panti Asuhan Diponegoro Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang dihadiri oleh Pimpinan Program Studi, Dosen-Dosen, Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi Psikologi UII, serta komunitas yang berada di bawah naungan Hima Psikologi UII yaitu Adarma, bersama dengan anak-anak panti sebanyak 180 orang.

 

Rangkaian acara ini dimulai sejak pukul 09.40 dan dibuka dengan sambutan oleh Kaprodi Psikologi UII dan pembina panti asuhan. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan materi keislaman, doa bersama, serta tasyakuran. Acara puncak ditandai dengan pemberian donasi kepada pihak panti asuhan secara simbolis dan ditutup dengan sesi foto dan makan bersama.

 

Salah satu pengurus panti asuhan, Bapak Muhammad Zaidun, juga mengungkapkan rasa terima kasihnya, “Kami warga panti asuhan Diponegoro juga berbahagia karena anak-anak ini dapat menuai keilmuan bersama kakak-kakak dari psikologi, juga menambah motivasi”.

 

Sementara itu, Kaprodi Psikologi, Ibu Hazhira Qudsyi juga menyampaikan bahwa konsep rahmatan lil alamin, rasa syukur, dan ikatan silaturahmi menjadi values yang ingin ditanamkan pada kegiatan ini.

 

“Kegiatan ini adalah bagian dari bentuk syukur atas nikmat yang sudah Allah kasih ke prodi psikologi UII sampai di usianya yang ke 30 tahun ini. Selain itu, tentunya bagian dari silaturahmi ke saudara-saudara kita yang harapannya ilmu psikologi bisa kita sebarluaskan kepada masyarakat. Konsep UII itu sendiri adalah rahmatan lil alamin, salah satunya bagian dari kegiatan-kegiatan diantaranya yaitu bakti sosial di panti asuhan ini. Itu sebenarnya values yang ingin kita tanamkan di kegiatan-kegiatan seperti ini”, ungkap nya.

 

Kegiatan bakti sosial yang dilakukan oleh Prodi Psikologi dan Himpunan Mahasiswa UII di panti asuhan ini merupakan langkah nyata dalam membangun kepedulian sosial yang tinggi. Dengan semangat kebersamaan, kegiatan ini menunjukkan bahwa berbagi kebahagiaan dan kepedulian kepada sesama dapat memberi perubahan positif untuk semua pihak yang terlibat.

Author: Laura Maritza Ramandani

Prodi Psikologi Program Sarjana Sambut Mahasiswa Pertukaran dari UHAMKA dalam Acara Perkenalan dan Orientasi Kampus

Prodi Psikologi Program Sarjana Sambut Mahasiswa Pertukaran dari UHAMKA dalam Acara Perkenalan dan Orientasi Kampus

Yogyakarta, 28 Februari 2025 – Program Studi Psikologi Program Psikologi UII dengan hangat menyambut lima mahasiswa pertukaran dari Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) dalam program pertukaran akademik selama satu semester. Acara perkenalan dan orientasi kampus ini diselenggarakan sebagai langkah awal untuk membekali para mahasiswa mengenai lingkungan akademik dan budaya di UII.

Kegiatan ini diawali dengan sambutan hangat dan sesi perkenalan yang dipandu oleh Ibu Hazhira Qudsyi, S.Psi., MA., selaku Kepala Program Studi Psikologi Progam Sarjana UII. Dalam paparannya, beliau memberikan gambaran mengenai sistem perkuliahan di UII, termasuk regulasi kampus, prosedur perizinan, serta kebijakan akademik yang harus dipatuhi selama masa studi. Selain itu, beliau juga menjelaskan secara rinci mengenai jadwal dan timeline perkuliahan yang akan dijalani oleh mahasiswa pertukaran selama berada di UII.

Tak hanya itu, tim IT dan Perkuliahan UII turut memberikan sesi khusus untuk memperkenalkan Gateway UII, sebuah platform digital esensial yang digunakan untuk mendukung kegiatan akademik dan administrasi mahasiswa. Dalam sesi ini, para mahasiswa diberikan panduan teknis mengenai cara mengakses dan mengoperasikan platform tersebut agar dapat memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia secara optimal.

Kegiatan dilanjutkan dengan Campus Tour, di mana mahasiswa diperkenalkan dengan lokasi-lokasi penting di kampus, termasuk letak kelas yang akan digunakan, ruangan akademik, dan fasilitas lainnya. 

Dengan adanya kegiatan orientasi ini, diharapkan mahasiswa pertukaran dari UHAMKA dapat beradaptasi dengan baik dan merasakan pengalaman belajar yang bermakna di UII. Program ini juga menjadi bagian dari komitmen UII dalam memperkuat kolaborasi akademik dengan berbagai institusi pendidikan di Indonesia.

Pengumuman Pengajuan Skripsi Tahun Akademik Semester Genap 2024/2025

Pengumuman Pengajuan Skirpsi T.A Semester Genap 2024/2025

Catat tangan penting dan simak pemberitahuan diatas

Pengumuman pendaftaran
Prodi Psikologi Ull Semester genap 2024/2025

• Perpanjangan Skripsi
• Pergantian DPS
• Proposal Skripsi

Persiapkan diri dan atur waktu sebaik mungkin! Jangan sampai terlewat!

Berikut link Pengumuman: Klik Disini

Launching Logo 30 Tahun Psikologi UII

Launching Logo 30 Tahun Psikologi UII

Menguat Rasa, Menyemai Asa ✨

Tiga dekade perjalanan, penuh semangat, pencapaian, dan harapan! Hari ini, dengan bangga kami mempersembahkan logo resmi 30 Tahun Program Studi Psikologi UII sebagai simbol kebersamaan dan perjalanan Prodi Psikologi UII!

•⁠ ⁠Angka 30 dengan Sayap – Melambangkan aspirasi, kebebasan, dan semangat menuju masa depan yang lebih baik.
•⁠ ⁠⁠Pola Tanah Coklat – Simbol fondasi kuat (Menguatkan Rasa) dan tempat tumbuhnya harapan baru (Menyemai Asa).
•⁠ ⁠⁠Lingkaran Emas – Mewakili kesempurnaan, keabadian, dan keberhasilan Prodi Psikologi.

Mari terus menguatkan rasa dan menyemai asa untuk Psikologi UII yang lebih baik! ⭐️

Link Unduh Logo 30th : https://s.id/LOGO30PSI

#PsikologiUII #30TahunPsikologiUII #UniversitasIslamIndonesia

✨ Rembuk Alumni Psikologi UII ✨

✨ Rembuk Alumni Psikologi UII ✨

Halo, Alumni Psikologi UII!

Yuk, kita berkumpul dalam Rembuk Alumni untuk berdiskusi dan berbagi ide demi keseruan Reuni Akbar!

Senin, 17 Februari 2025
18.30 WIB | 19.30 WITA | 20.30 WIT
Via Zoom (Scan QR di poster atau klik link : https://s.id/ZOOMREMBUKALUMNIPSIUI)

Pendaftaran dapat melalui link berikut :

Jangan lewatkan kesempatan untuk berkontribusi dan menyampaikan usulan terbaikmu

#Psikologi #PsikologiUII #UniversitasIslamIndonesia

Jadwal Yudisium Periode Februari 2025

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Berikut informasi terkait pelaksanaan Yudisium Bulan Februari 2025

Timeline :
25 Februari : Penutupan Yudisium
26 Februari : Undangan yudisium
27 Februari : Pelaksanaan yudisium

**Yudisium Periode Februari *tidak dikenakan SPP dan dapat mengikuti Wisuda Periode Bulan April

Dihimbau kepada peserta untuk hadir tepat waktu pada saat Yudisium. Keterlambatan kedatangan dapat menyebabkan peserta akan dikutkan Yudisium pada bulan berikutnya.

Jangan sampai terlewat ya!
Siapkan waktu dan diri anda sebaik mungkin! ⭐️

Mahasiswa Psikologi UII Ikuti FPSB International Mobility 2025

Mahasiswa Psikologi UII Ikuti FPSB International Mobility 2025, Jalankan Pengabdian Masyarakat di Thailand dan Malaysia

Yogyakarta, [4 Februari 2024] – Dua mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2022, Manda Amalia Rashida dan Fajri Fauzan Azhari, terpilih untuk mengikuti FPSB International Mobility 2025. Dalam program ini, mereka melaksanakan pengabdian masyarakat internasional selama satu bulan di Thailand dan Malaysia, berkontribusi dalam bidang pendidikan dan sosial.

Manda Amalia Rashida Mengajar di Darul Maaref, Thailand

Manda Amalia Rashida bertugas di Darul Maaref School Foundation, Satun, Thailand, bersama tujuh mahasiswa lainnya dari berbagai program studi di UII, yaitu Ilmu Komunikasi, Pendidikan Bahasa Inggris, Hubungan Internasional, dan Teknik Elektro. Mereka berangkat pada 26 Januari 2025 dan tiba di Thailand dengan sambutan hangat dari pihak sekolah.

Selama di Darul Maaref, Manda mengajar siswa jenjang sekolah dasar dan tinggal di asrama yang disediakan oleh manajemen sekolah hingga 21 Februari 2025. Pada 29 Januari 2025, Ketua Program Studi Psikologi Program Sarjana, Hazhira Qudsyi, S.Psi., M.A., turut hadir di Satun, Thailand, untuk bertemu dan berdiskusi dengan Manda serta jajaran pimpinan Darul Maaref.

“Alhamdulillah kami diterima dengan sangat hangat oleh pihak Darul Maaref. Mahasiswa kami mendapatkan kesan yang positif dari pihak sekolah. Semoga mereka dapat menjalankan program pengabdian dengan baik dan memberikan kebermanfaatan bagi banyak pihak,” ujar Hazhira.

Manda juga membagikan pengalamannya selama mengikuti program ini. “Alhamdulillah, saya terpilih untuk mengikuti kegiatan International Mobility 2025 di Thailand. Selama kegiatan ini, saya belajar mengelola kecemasan dan rasa tidak percaya pada diri sendiri. Saya menyadari bahwa program ini berjalan lancar berkat dukungan luar biasa dari orang tua, teman, dan terutama dosen FPSB UII yang selalu memberi kepercayaan dan motivasi agar saya bisa terus berkembang!”

Mahasiswa bersama tim pendamping FPSB UII dan Ustadz Juno (Darul Maaref School, Satun, Thailand)


Mahasiswa berfoto di depan salah satu gedung Darul Maaref School (Satun, Thailand)


Hazhira Qudsyi, S.Psi., M.A. (Kaprodi Psikologi Program Sarjana UII) berfoto bersama Ustadz Syafi’I (Manajer Darul Maaref School (Satun, Thailand)

Fajri Fauzan Azhari Mengajar di SBSM 5, Malaysia

Sementara itu, Fajri Fauzan Azhari bertugas di Sanggar Bimbingan Sungai Mulia 5 (SBSM 5), Kuala Lumpur, Malaysia, bersama tiga mahasiswa dari Ilmu Komunikasi, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Hubungan Internasional. Mereka berangkat pada 30 Januari 2025 dan tiba di Malaysia dengan pendampingan dari perwakilan fakultas.

Di SBSM 5, Fauzan dan tim mengajar siswa-siswa yang mengikuti pendidikan non-formal, yang sebagian besar merupakan anak-anak dari pekerja migran Indonesia, yang lahir dari pernikahan campuran antara wanita Indonesia dengan pria bangsa lain, tidak memiliki dokumen kependudukan yang jelas, dan tidak memiliki akses yang memadai untuk Pendidikan. Program ini berlangsung hingga 28 Februari 2025, dan Fauzan serta tim tinggal di rumah pengelola SBSM 5, Ibu Mimin Mintarsih.

Fauzan pun berbagi kesan atas pengalaman ini. “Saya sangat bersyukur bisa melakukan pengabdian di SBSM 5. Penuh tantangan, perjuangan, dan petualangan yang perlu saya hadapi di sini. Alhamdulillah FPSB UII memberikan kesempatan berharga bagi saya untuk tumbuh dan terus belajar,” tuturnya.

Mahasiswa berfoto bersama tim pendamping FPSB UII

Memperluas Wawasan dan Kontribusi Global

FPSB International Mobility merupakan program yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu mereka dalam konteks global serta memperkuat jejaring akademik dan sosial. Dengan keterlibatan mahasiswa Psikologi UII dalam program ini, diharapkan semakin banyak mahasiswa yang terinspirasi untuk mengembangkan diri dan berkontribusi bagi masyarakat luas.

Hazhira menyampaikan apresiasinya terhadap partisipasi mahasiswa dalam program ini. “Alhamdulillah, kami sangat bersyukur mahasiswa kami dapat mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat internasional yang dikoordinasikan oleh Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat dan pengalaman berharga bagi mahasiswa serta dapat berlanjut di masa mendatang.”

Author: Hazhira Qudsyi