Volume 1 Edisi 1, 2025
15 Agustus 2025
Dunia hanya permainan dan senda gurau, waspadalah dan berbahagialah!
Hepi Wahyuningsih
Kita seringkali terjebak dalam hiruk pikuknya dunia. Kita lupa Allah telah mengingatkan kita bahwa dunia hanyalah sekedar permainan dan senda gurau semata.
“Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Dan sungguh, negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?” (QS. Al-An‘am [6]: 32, terj. Kemenag RI)
Saking pentingnya hal ini, Allah yang sangat sayang pada kita, mengingatkan kita berulang kali dalam Al-Qur’an. Selain dalam QS Al-An’am ayat 32, hal yang sama juga disampaikan secara eksplisit dalam QS. Al-Ankabut ayat 64, QS. Al-Hadid ayat 20 dan QS. Muhammad ayat 36.
Sepertinya kita perlu berhenti sejenak dari hiruk pikuk dunia untuk merenung dan memahami mengapa Allah mengingatkan kita sampai berulangkali mengenai hal tersebut. Apa yang dimaksud dengan dunia hanyalah permainan? Apa yang dimaksud dengan dunia hanyalah senda gurau? Padahal kita seringkali sangat serius saat menyikapi permasalahan dunia sampai-sampai berbantah-bantahan dengan orangtua, dengan anak, dengan saudara, dengan teman. Kita melihat seringkali karena saking seriusnya orang terhadap perkara dunia, sampai memarahi orang lain. Saking seriusnya, orang yang dimarahi kemudian sakit hati karenanya. Bukankah ini menunjukkan bahwa dunia itu perkara yang serius, bukan sekedar permainan, bukan sekedar senda gurau? Mengapa pada keempat ayat tersebut semuanya diakhiri dengan kata-kata bahwa negeri akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa? Apakah ada kaitannya antara dunia dengan akhirat?
Para ulama menjelaskan bahwa kata “permainan” menggambarkan tentang kesibukan jasmani yang dapat membuat kita gagal fokus, mengalihkan fokus perhatian kita dari tujuan hidup yang hakiki, yaitu mencari rida Allah.. Seperti apa contohnya dalam keseharian kita? Dalam keseharian hal ini dapat dilihat saat kita sangat sibuk bekerja sampai kita menjadi lupa untuk menunaikan shalat lima waktu yang menjadi kewajiban kita sebagai seorang hamba Allah. Adapula di antara kita yang tenggelam dalam melakukan bisnis sampai tidak menyisakan waktu untuk membaca Al-Quran. Bahkan sebagian dari kita rela mengorbankan waktu bersama keluarga karena urusan pekerjaan. Lupa bahwa kita perlu merawat/mengunjungi orang tua dalam rangka berbakti pada orang tua. Kita lupa waktu sampai anak-anak terabaikan, lupa bahwa anak adalah amanah Allah. Kesibukan jasmani yang tanpa terpola dengan baik seperti ini membuat kita terjebak dalam rutinitas dunia sampai kita lupa bahwa hidup di dunia hanya sementara, dunia hanyalah tempat persinggahan untuk mencari bekal kehidupan akhirat.
Kata “senda gurau” dijelaskan oleh para ulama sebagai kata yang digunakan untuk menggambarkan hiburan hati yang membuat kita lalai dari mengingat Allah. Dalam keseharian dapat tercermin dari bagaimana kita sangat asyik menonton film atau sibuk main game atau tenggelam dalam media sosial sampai lupa untuk berzikir. Kita sangat asyik melakukan scrolling sampai lupa waktu untuk membaca Al Quran. Saat bangun tidur yang pertama dicari adalah handphone untuk kemudian membuka media sosial. Tanpa sadar waktu berlalu begitu cepat. Niat awal hanya ingin melihat sebentar, namun kemudian kita terjebak pada video, foto-foto, kiriman berita yang ter-update di sosial media. Tanpa disadari kita pada akhirnya telah banyak menghabiskan waktu dengan handphone kita di pagi hari. Pagi hari yang seharusnya diawali dengan berzikir mengingat Allah akhirnya diisi dengan aktivitas yang melalaikan hati kita dari mengingat Allah.
Tanpa disadari, hal-hal tersebut lama kelamaan menjadi rutinitas harian kita yang secara perlahan-lahan mengikis kepekaan spiritualitas kita. Jika kemudian menjadi kebiasaan, hati akan terbiasa untuk mencari kesenangan dengan melihat sosial media, mencari kesenangan dengan menonton film, dan kesenangan dengan bermain game. Kesenangan-kesenangan ini lama kelamaan akan membuat kita malas untuk berzikir, malas untuk shalat, malas untuk membaca Al Quran. Pada akhirnya, banyak waktu berharga kita yang tersita untuk hal-hal yang sia-sia yang bahkan dapat membawa kita pada perbuatan maksiat. Inilah yang dimaksud dengan “senda gurau”, kesenangan yang menipu. Sepertinya memberikan rasa senang, tetapi pada akhirnya akan memberikan rasa kehampaan, bahkan hasil-hasil penelitian menunjukkan kesenangan yang demikian dapat membawa pada rasa kesepian dan depresi. Kita tidak hanya akan rugi dunia, tetapi juga rugi akhirat karena kemudian kita terlena dari mengerjakan amal shalih sebagai bekal akhirat.
Seperti telah dituliskan di atas, saking sayangnya Allah pada kita, Allah berulang kali mengingatkan bahwa tipu daya dunia akan menjauhkan kita dari tujuan hidup yang sebenarnya. QS. Al-Hadid ayat 20 memberikan gambaran jelas mengenai hal ini.
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan, senda gurau, perhiasan, bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan. Seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, lalu menjadi hancur. Dan di akhirat ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid [57]: 20)
Maka, waspadalah, semua kesenangan dunia pada akhirnya akan lenyap, seperti tanaman petani yang awalnya sangat mengagumkan, tanaman itu lama kelamaan akan menua, kering, dan akhirnya hancur lenyap. Yang tersisa dan abadi hanyalah amalan kita di dunia. Amalan dunia inilah yang akan menentukan nasib kita kelak di kehidupan akhirat. Amal shalih akan membawa pada keridaan Allah, sedangkan amalan yang buruk akan membawa pada azab Allah. Oleh karena itu, kehidupan dunia harus kita manfaatkan untuk beramal shalih. Dengan memohon pertolongan Allah, kita perlu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk dapat menunaikan perintah Allah. Berbakti pada orang tua, orang yang telah Allah ciptakan untuk merawat, melindungi dan mendidik kita. Berbuat baik pada sesama pun pada orang-orang yang telah menyakiti kita karena perkara dunia. Ingatlah, dunia hanyalah permainan dan senda gurau, maka jangan terlalu serius menanggapi perilaku orang yang menyakiti diri kita. Kita pasrahkan saja orang tersebut pada Allah.
Selain berbuat baik, amal shalih juga perlu dilakukan dengan cara kita menjauhi segala bentuk maksiat, meninggalkan perbuatan yang merugikan orang lain, menghindari sikap dan ucapan yang menyakiti hati orang lain. Kita perlu senantiasa ingat bahwa dunia hanyalah permainan dan senda gurau, jangan sampai perkara dunia membuat kita menyakiti hati orang tua kita. Jangan sampai karena perkara dunia kita menyakiti pasangan kita, anak-anak kita, saudara-saudara kita dan orang-orang di sekeliling kita. Kebaikan yang diiringi dengan keburukan terhadap orang lain dapat mengurangi atau bahkan menghapus pahala kita di sisi Allah. Bahkan di akhirat kita dapat saja menjadi orang yang merugi saat pahala kita habis diberikan ke pada orang yang kita zalimi kemudian mereka masih menuntut kita, maka pada akhirnya keburukan mereka akan ditambahkan ke kita, naudzubillah.
Kita memang perlu waspada dengan dunia, tetapi kita juga perlu berbahagia dengan dunia. Maka, berbahagialah dengan kenikmatan dunia yang Allah anugerahkan kepada kita. Karena kasih sayang Allahlah kita diberi banyak kenikmatan di dunia ini, kita harus memanfaatkan kenikmatan dunia ini untuk mengumpulkan bekal akhirat. Ingatlah, karena dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau, maka kita tidak perlu bersedih hati secara berlebihan atas perkara dunia. Kita juga tidak perlu bersedih hati karena perbuatan orang lain terhadap diri kita. Ingatlah, dunia ini hanya permainan dan senda gurau. Perlakuan buruk orang lain, cacian, hinaan pada kita hanyalah ujian sementara yang tidak layak menguras kebahagiaan dan ketenangan hati kita. Tetap fokuslah pada tujuan hidup kita, mencari rida Allah, fokus untuk mengumpulkan bekal akhirat. Manfaatkan setiap momen hidup kita untuk mengumpulkan bekal akhirat. Ingatlah, dunia hanyalah fana, tempat untuk mengumpulkan bekal kehidupan abadi kita di akhirat. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat-Nya pada kita semua, aamiin.