Toreh Prestasi di Ajang MTQ-M Se-Asia Tenggara
Mahasiswi Psikologi UII Harumkan Nama Kampus di Kancah Nasional-Internasional
Saya Fatimah Az Zahra, mahasiswi Psikologi angkatan 2022 di Universitas Islam Indonesia. Perjalanan perkuliahan saya selama ini tak hanya tentang kelas dan tugas-tugas akademik. Di balik buku catatan dan jurnal psikologi, ada bagian dari diri saya yang tumbuh bersamadengan lantunan ayat-ayat suci. Tahun 2025 tentunya menjadi momen yang tak terlupakan. Alhamdulillah, saya diberikan kesempatan mewakili kampus dalam ajang Musabaqoh HifdzilQur’an (MHQ) 20 Juz tingkat nasional dan internasional se-Asia Tenggara di Universitas Jambi—dan dengan izin Allah, saya berhasil meraih Juara 3.
Pernah nggak terpikir bagaimana rasanya jadi mahasiswa sekaligus penghafal Qur’an? Yuk, telusuri buku harian saya melalui tulisan ini! Tentang perjalanan awal, proses perjuangansampai dengan makna dari prestasi itu sendiri, siapa tahu kamu menemukan semangat barudari kisah ini.
Awal dari Segalanya: Bersama Al-Qur’an Sejak Usia Dini
Melekat di pikiran, momen saat pertama kali diminta ikut lomba FASI oleh orang tua. Waktu itu saya masih TK, belum begitu paham apa itu lomba, tapi di saat bersamaan sejak saat itupula, Al-Qur’an menjadi sesuatu yang begitu dekat di hati. Saya bersekolah di lingkunganyang menekankan pada hafalan Qur’an sejak dini, dan dari situlah rasa cinta terhadap ayat-ayat suci semakin dalam.
Seiring berjalannya waktu, sempat terdapat jeda di bangku SMP dan SMA, di mana sayatidak aktif mengikuti perlombaan lagi. Namun, ketika mulai berkuliah di Psikologi UII, sayamerasa seperti menemukan kembali semangat yang telah lama hilang. UII memberidukungan berupa ruang bagi mahasiswa untuk berkembang, termasuk dalam bidangkeagamaan melalui kemahasiswaan dan TQFI. Terdapat nasihat dari guru saya yang hinggasaat ini saya pegang, “Orang yang memuliakan Al-Qur’an, insyaAllah akan dimuliakan.”Kalimat itu melekat sampai dengan hari ini—menjadi motivasi utama saya untuk menjadikanAl-Qur’an sebagai bagian dari hidup yang tak hanya dibaca, namun juga dipahami dan disyiarkan.
Antara Kuliah dan Murojaah: Menyulam Waktu, Menjaga Hafalan
Kehidupan perkuliahan sebagai mahasiswi Psikologi menjadi tantangan terbesar saya dalammembagi waktu antara kuliah dan latihan, serta menjaga semangat untuk tetap konsisten. Persiapan lomba biasanya menyesuaikan dengan cabang perlombaan yang diikuti, untukMHQ sendiri dilakukan murojaah secara rutin karena hal ini sudah menjadi kewajiban. Di samping itu juga, saya mengikuti pembinaan dari TQFI secara rutin. Teruntuk cabang bereguseperti MFQ, kami juga menyempatkan latihan mandiri dan diskusi. Maka hal yang dapatsaya lakukan, ialah membuat jadwal sederhana namun konsisten, selalu minta doa dari orang tua, dan memohon taufiq dari Allah. Saya juga selalu mengingatkan diri bahwa ini bukansekadar lomba—melainkan diniatkan sebagai bagian dari dakwah.
Makna Sebuah Prestasi: Lebih dari Sekadar Gelar
Mengikuti kompetisi tingkat nasional dan internasional di Universitas Jambi adalahpengalaman tak terlupakan. Tidak hanya bertanding, tetapi juga memperluas relasi dan bertukar wawasan dengan peserta lainnya. Bagi saya pencapaian bukan hanya soal menangmaupun kalah, mencakup proses yang harus dijalani, di mana kita diajarkan untuk konsisten, sabar, dan rendah hati jika diizinkan Allah untuk memperoleh gelar juara. Saya meyakinibahwa ini adalah bagian dari syiar, karena jika belajar adalah ibadah, maka meraih prestasiadalah jalan dakwah.
Saat nama saya diumumkan sebagai Juara 3 MHQ 20 Juz, ada rasa haru yang sulitdigambarkan. Tapi, bagi saya, juara itu bukan tujuan utama. Yang paling berharga adalahprosesnya—belajar untuk sabar, tetap rendah hati, dan terus memperbaiki diri. Saya percaya, ketika belajar adalah ibadah, maka berprestasi pun adalah bagian dari dakwah.
Untuk teman-teman mahasiswa Psikologi dan siapa pun yang sedang berjuang menemukanjalannya, jangan takut untuk mencoba. Jangan ragu untuk memulai, meski melalui langkahkecil. Setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda. Gali dan tekuni minat maupun bakatyang dimiliki, dan jangan lupa untuk selalu melibatkan Allah di setiap prosesnya.
Saya berharap, ke depan akan ada lebih banyak mahasiswa yang berani mengambilkesempatan dan mengisi waktunya dengan kegiatan yang positif. Terima kasih sayasampaikan untuk keluarga, guru, dosen, teman-teman, dan kampus tercinta UII. Semuapencapaian ini tak akan terjadi tanpa doa dan dukungan kalian.
Prestasi bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab. Alhamdulillah, semogalangkah kecil ini dapat menjadi cahaya yang menerangi jalan dakwah kedepannya.
Author: Andara Azzahra