Seminar Anak Berkebutuhan Khusus: Deteksi dan Penanganannya PUSKAGA FPSB UII
"Pesatnya perkembangan zaman saat ini, membuat para orangtua sudah mulai menyadari akan peranan pentingnya dalam mengasuh anak. Meskipun, tidak sedikit yang masih belum ‘proporsional’ dalam mengasuh/mendidik anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya, tahapan perkembangannya, bahkan ke’unik’-an yang dimiliki setiap anak-masih dianggap para orangtua sebagai sesuatu yang ‘kurang layak’ untuk diterima di lingkungan masyarakat, yang notabene baru bisa menerima anak-anak yang cenderung ‘normatif’ atau dalam standart umum". Demikian prolog yang disampaikan oleh M. Ratna Ningrum Dyah Sri Rejeki, S.Psi saat berbagi materi 'Langkah-langkah Penanganan Awal /bagi Anak Berkebutuhan Khusus' dalam Seminar Anak Berkebutuhan Khusus: Deteksi dan Penangannya yang digelar oleh Pusat Kajian Anak dan Keluarga (PUSKAGA) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, Ahad, 8 Juni 2014 di Gedung Moh. Hatta (Perpustakaan) UII.
Masih menurut Bunda Ningrum (panggilan akrab M. Ratna Ningrum Dyah Sri Rejeki), bahwa saat ini masih banyak orangtua yang memiliki ‘anak unik’ merasa bingung, cemas, bahkan stress mendapat ‘perlakuan’ yang terkadang kurang bijak dari masyarakat/lingkungannya (labeling). Namun seiring berjalannya waktu, banyaknya kasus dari berbagai lapangan dan kesadaran yang semakin tinggi dari para orangtua, pendidik, para ahli di berbagai bidang, menjembatani “para pelaku pendidikan” ini untuk semakin semangat mempelajari dan membuka wacana tentang keberadaan “anak unik” yang sering juga diistilahkan ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) tersebut.
Secara runtut bunda Ningrum menjelaskan beberapa definisi anak berkebutuhan khusus, seperti anak gifted, anak autis, anak hyperactive, anak Learning Differences (LD), anak berbakat, beserta penyebab dan ciri-cirinya. Kesimpulan yang akhirnya diperoleh diantaranya adalah bahwa ABK akan menjadi problem jika disertai dengan learning differences, ABK akan mudah mengoptimalkan kapasitas yang dimiliki jika terdapat karakter yang mendukung serta ABK membutuhkan pengasuhan dan model sekolah yang ‘tepat’ dan sesuai kebutuhannya.
Selain Bunda Ningrum (panggilan akrab M. Ratna Ningrum Dyah Sri Rejeki), hadir juga sebagai pemateri adalah Resnia Novitasari, S.Psi., M.A yang mengupas 'Karakteristik dan Jenis Anak Berkebutuhan Khusus atau Tidak, dan Rina Mulyati, S.Psi., M.Si., Psikolog mengkaji tentang 'Deteksi Dini untuk Memahami Apakah Anak Berkebutuhan Khusus atau Tidak'.