JADWAL UJIAN REMEDIASI SEMESTER GENAP TA 2011/2012
Lihat jadwal Remidiasi Fakultas
Lihat jadwal Remidiasi Fakultas
PENGUMUMAN
No. : 01/Kadiv. Akd & SIM/20/Psi/VI/2012
PENDAFTARAN
PROPOSAL SKRIPSI
PENGAJUAN PERGANTIAN DPS
PERPANJANGAN SKRIPSI
PRODI : PSKOLOGI FPSB UII
PADA SEMESTER GANJIL TA. 2012/2013
WAJIB KEY IN SKRIPSI TGL : 2 S/D 8 AGUSTUS 2012
Demikian pengumuman ini harap diperhatikan.
Yogyakarta, 28 Juni 2012
Kadiv. Akademik & SIM,
Aris Widada, A.Md.
Penerima Beasiswa pada umumnya cenderung egois. Hal ini disebabkan oleh konsekuensi dari beasiswa itu sendiri, seperti penerima harus mempertahankan prestasi akademik/non akademik, harus aktif menulis artikel/karya ilmiah, dan lain sebagainya yang tujuannya agar prestasinya tidak turun dan beasiswa terus bisa dipertahankan. Oleh karena itu, sebagai penyeimbangnya perlu diberikan kuliah pendidikan karakter bagi mahasiswa penerima beasiswa, khususnya penerima Beasiswa Unggulan (BU) dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Koordinator BU-BPKLN, Dr. Abe Susanto saat melakukan monitoring, evaluasi sekaligus memberikan kuliah pendidikan karakter bagi mahasiswa penerima BU-BPKLN yang berasal dari Universitas Islam Indonesia khususnya FMIPA dan FPSB UII, Sabtu, 23 Juni 2012 di Auditorium Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Susanto berharap agar mahasiswa penerima BU-BPKLN tidak hanya sekedar berusaha mempertahankan prestasi akademik yang baik namun juga aktif melakukan Intellectual Social Responsibility (ISR) melaui berbagai media yang ada, seperti menulis artikel ilmiah di media cetak nasional, melakukan pengabdian masyarakat di sekitar mahasiswa tinggal, aktif berorganisasi dan lain sebagainya yang bertujuan untuk mensosialisaikan keberadaan BU-BPKLN ke seluruh pelosok tanah air.
Sedangkan desain lengkap kuliah pendidikan karakter bagi penerima Beasiswa Unggulan bagi mahasiswa FPSB UII menurut Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog diantaranya melalui penyelenggaraan training strategi sukses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa Magister Psikologi Profesi Psikologi FPSB UII. Strategi ini berisi tentang strategi belajar yang efektif, kiat membaca efektif, meningkatkan daya ingat/memory, teknik mengingat, strategi menghadapai ujian strategi untuk sukses kuliah, sukses hidup, motivasi diri, manajemen waktu, training menulis, training public speaking, dll. “Intinya mereka diberi kuliah bagaimana menjadi mahasiswa yang efektif’”, tegasnya.
Memanfaatkan berbagai venue yang ada di lingkungan FPSB UII, Mahasiswa Prodi Psikologi FPSB UII memajang karya-karya kreatifnya pada hari Jumat, 15 Juni 2012. Karya kreatif yang dipajang seperti halnya persepsi gambar, aneka masakan kue, hasil penelitian, kebudayaan (wayang) dan lain sebagainya.
Untuk memberikan tambahan skil kepemimpinan bagi para siswa SMA, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas islam Indonesia menggelar Training Kepemimpinan pada hari Jumat, 15 Juni 2012 di Auditorium FPSB UII. Hadir sebagai pemateri dalam pelatihan yang diikuti oleh para siswa SMA/SMK se Jogja tersebut adalah Novvalian Ali, seorang dosen muda Prodi Psikologi FPSB UII.
Dalam pelatihan tersebut, Pak Ali (panggilan akrab Novvalian Ali) memberikan materi yang terkait dengan potensi kepemimpin yang dimiliki oleh setiap orang beserta dengan pengembangannya.
Bersama seorang Praktisi Pendidikan Populer dan juga Budayawan, Toto Raharjo, Prodi Psikologi FPSB UII menggelar kolokium bertema Merakyat untuk Kesejahteraan, Kamis, 14 Juni 2012. Dalam paparannya, pak Toto banyak mengajak peserta untuk bermain logika dengan lebih baik melalui logika-logika sederhana seperti perut lapar itu bisa dilogikan sebagai belum makan, tidak mau makan atau tidak ada yang dimakan. Hal tersebut dikaitkan dengan kondisi masyarakat di negara kita saat ini, yang kebanyakan masyarakat yang lapar dikarenakan tidak ada yang dimakan, bukan tidak mau makan atau belum makan.
Pak Toto juga mengkritisi kesalahan-kesalahan yang ada dalam masyarakat, seperti halnya sekolah Gajah di Waykambas, penamaan sebuah organisasi massa yang kurang tepat, dan lain sebaganya. Khusus tentang kondisi masyarakat saat ini, Pak Toto mengajak semua pihak untuk untuk melakukan intervensi melalui identifikasi masalah dan potensi bersama komunitas. Intervensi tersebut untuk memahami masalah dan potensi bersama secara kritis yang selanjutnya diharapkan dapat menemukan tindakan/pemecahan masalah secara bersama-sama. Dalam proses ini tentunya dibutuhkan seorang pemandu,ataupun fasilitator .
“Seorang fasilitator, pemandu ataupun orang yang memproses harus memahami dan menganut proses pendidikan yang membebaskan manusia dan meyakini bahwa masyarakat yang difasilitasi memiliki kemampuan dan potensi”, ungkapnya.
Dari beberapa delegasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) yang ikut meramaikan ajang Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat universitas yang diselenggarakan bertepatan dengan Milad UII ke-69, 15-16 Juni 2012, di Hall Utama Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII, 2 orang delegasi berhasil meraih juara 1 pada dua cabang berbeda, yakni cabang tilawah yang disumbangkan oleh Febia Rahmadhaniaty (mahasiswa Prodi Psikologi angkatan 2011) dan cabang khatil quran oleh Khulafaur Rosidin (mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2011).
Sore itu, Sabtu (16/6), Febi (panggilan akrab Febia Ramadhaniaty) tak mampu membendung rasa syukur atas prestasi yang diperolehnya. Pasalnya, mahasiswi ini tidak mengira sama sekali bahwa dirinya akan keluar sebagai juara pertama pada cabang tilawah dengan perolehan jumlah skor 351, melebihi jumlah skor para delegasi lain dari delapan fakultas di lingkup UII. “Alhamdulillah nggak nyangka aja. Karena kan ini udah tingkat universitas. Saya belum tahu lawan saya siapa saja. Bener nggak nyangka aja,” ungkap mahasiswi kelahiran Tanjung Pinang Kepulauan Riau 19 tahun silam ini, usai acara.
Meski baru kali pertama tercatat mengikuti ajang MTQ tingkat universitas, namun pemilik hobi menyayi yang kini aktif sebagai anggota Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UII ini telah membuktikan bahwa dirinya mampu menyisihkan para pesaingnya yang bahkan, kerap kali meraih juara tiap ajang MTQ UII diadakan. Tak ayal, mahasiswi baru angkatan 2011 ini pun mengaku kaget sekaligus senang pasca diumumkannya hasil lomba oleh panitia. “Gimana ya, senang sudah pasti,” aku mahasiswi berkacamata ini sambil senyum.
Mahasiswi jurusan Psikologi yang juga peraih Beasiswa Unggulan dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) ini berharap agar ke depan akan ada lebih banyak lagi mahasiswa-mahasiswi FPSB UII yang bisa mengikuti jejaknya dalam ajang kompetisi-kompetisi semacam MTQ tersebut.
“Pengennya, temen-temen itu juga bisa lebih banyak lagi yang ikut MTQ. Karena kan, dengan ikut kompetisi, kita jadi lebih banyak pengalaman baru,” tambah Febi yang juga pernah mewakili kota Riau pada Festival Seni Nasional di Surabaya 2010 lalu.
Atas capaiannya itu, nama Febia Rahmadhaniaty pun tercatat mampu meneruskan jejak Eko Baliyo, mahasiswa jurusan Psikologi angkatan 2001 yang juga sama-sama pernah mengharumkan nama FPSB karena juara satu cabang tilawah pada ajang MTQ tingkat UII beberapa tahun silam. Kepada dekanat, Febi berharap, agar bisa ikut memberikan “support” untuk kompetisi-kompetisi selanjutnya, termasuk kejuaraan MTQ yang ia peroleh kali ini.
Sementara itu, juara kedua setelah Febi pada MTQ UII kali ini diraih oleh Sibghatun Ni’mah dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dengan perolehan skor 345 dan Muammar dari Fakultas Hukum (FH) dengan perolehan skor 342 diurutan juara ketiga.[
{mosimage}Anak Berkebutuhan Bhusus (ABK) adalah anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, emosi dan sosial yang membutuhkan penanganan secara khusus. Pendeteksian dini terhadap ABK akan sangat membantu memudahkan dalam penanganannya, misalnya dalam hal pemberian pendidikan yang nantinya akan lebih terarah. Deteksi dini ABK bisa dilakukan orangtua di rumah dan juga sekolah dengan mengamati perkembangan motorik halus/kasarnya, bicara dan bahasa, kognitif, maupun penyesuaian dirinya.
Hal tersebut disampaikan oleh Endang Widyorini, Ph.D, Psikolog saat memberikan materi kolokium “Pengenalan dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus”, Jum’at, 1 Juni 2012 di Auditorium Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.
Dalam kesempatan itu Endang Widyorini juga menyampaikan beberapa contoh gangguan yang ada pada ABK, seperti disleksia, autis maupun gangguan perkembangan komunikasi lainnya. Endang pun memaparkan sedikit tentang ‘sekolah terpadu’ yang dipersiapkan secara khusus untuk membantu ABK untuk transisi ke sekolah reguler. Menurutnya, proses transisi bisa dimungkinkan/dapat berjalan dengan syarat sekolah memiliki guru dan terapis sebagai pendamping sesuai dengan kebutuhan anak didik (terapis perilaku, terapis bicara, terapis akupasi dll), memiliki tim pengkaji kurikulum (psikolog, terapis, guru dan orangtua), serta kelas berada dalam satu lingkungan dengan kelas reguler.
Pada proses tersebut, kehadiran seorang shadow guru pembimbing sangat penting untuk menjembatani instruksi antara anak dan guru, mengendalikan perilaku anak di kelas, membantu anak untuk tetap konsentrasi, membantu anak belajar bermain atau berinteraksi dengan teman-temannya, serta menjadi media antara guru dan orangtua dalam membantu anak mengejar ketertinggalan dari pelajaran di kelasnya.
Namun demikian, fakta di lapangan memang kadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam beberapa kasus dijumpai adanya ABK yang tidak bisa transisi ke sekolah reguler, sehingga tetap diperlukan adanya sebuah sekolah yang benar-benar ‘khusus’ bagi para ABK tersebut.
Terkait dengan peran orangtua terhadap tumbuh kembang ABK, Endang berharap agar semua orangtua yang memiliki ABK mau benar-benar total dalam ‘mengasuh’ anaknya. “Jika ada ABK yang hebat, bisa dipastikan ada peran orangtua yang luar biasa di belakangnya. Jadi peran orangtua di sini sangat diperlukan untuk membantu ABK menjadi lebih baik. Jika ada orangtua yang selalu berusaha untuk mencurahkan perhatian, kasih sayang dan juga waktu bagi anaknya yang berkebutuhan khusus, maka prognosa saya anak tersebut akan jauh lebih baik”, pungkasnya.
Bagi alumni Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosoial Budaya (FPSB UII) yang masih mencari pekerjaan bisa mendapatkan info lowongan pekerjaan di Link berikut ini.
1. http://acc.uii.ac.id ( Website resmi alumni karir UII )
2. http://www.fpscs.uii.ac.id ( Website resmi alumni karir FPSB UII)
Demikian informasi yang bisa kami sampaikan.
{mosimage}Dalam rangka pengembangan ‘Psikologi Islami’, Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia kembali menggelar kajian rutin ‘Islamic Psychology for teaching and Learning, Senin, 21 Mei 2012. Ustadz Supriyanto Pasir, MA hadir sebagai pemateri yang membahas tentang ‘Manusia dalam Perspektif Al Quran'.
“Kita membahas hal yang sangat sulit (baca: manusia). Bahkan malaikatpun sempat bertanya kepada Allah SWT tentang perlunya menciptakan manusia”, ungkap ust. Ucup (panggilan akrab ustadz. Supriyanto Pasir) saat mengawali bahasannya tentang kedudukan manusia dalam Al Qur’an yang dinyatakan dalam beberapa terma, seperti al-nas, anasiya, al-ins, al-insan, basyar, bani adam, dan dzurriyat adam.
Menurut Ust. Ucup (yang didasarkan pada Al Quran) manusia memang sudah dibekali beberapa sifat fujur/bawaan, seperti pembantah (khasiimun), banyak membantah (aktsara syai’in jadalan), tergesa-gesa (‘ajuulan), tidak berterimakasih (kafuuran), putus asa (ya’uusan), sangat kikir (fatuuran), aniaya dan bodoh (zhaluuman jahuulan), merugi (khaasiriin), lemah (dha’iifan), keluh kesah (haluu’an), dan melampaui batas (layathgha).
Sedangkan sifat ‘taqwa’ yang dijanjikan oleh Allah SWT akan mendapat imbalan surga seperti halnya mukhlishiin, al-mufuuna bi’ahdihim (menepati janji), al-shabiriin (sabar), al-muttaqun, al-kazhiminal ghaizha, al-‘afina ‘aninnas maupun al muhsinin bukanlah sifat bawaan manusia melainkan sebagai sesuatu yang harus diupayakan oleh masing-masing manusia (individu). Ini berarti bahwa Islam sangat menghargai upaya/usaha manusia untuk menuju jalan taqwa tersebut.
Dalam kajian itu juga disinggung tentang takdir yang sebenarnya telah ditetapkan oleh Allah SWT atas diri masing-masing manusia. “Karena kita tidak tahu takdir kita, maka kita wajib mengusahakan takdir kita tersebut (takdir baik)”, ajaknya