Informasi Lowongan Pekerjaan Bagi Alumni

Yth. Alumni-Alumni  Psikologi

 

Assalamu'alaikum wr wb.,

Bagi alumni Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosoial Budaya (FPSB UII) yang masih mencari pekerjaan bisa mendapatkan info lowongan pekerjaan di Link berikut ini.

1.  http://acc.uii.ac.id   ( Website resmi alumni karir UII )

2. http://www.fpscs.uii.ac.id ( Website resmi alumni karir FPSB UII)

 Demikian informasi yang bisa kami sampaikan.

 

Wassalamu'alaikum wr. wb.

 

Kajian Manusia Dalam Perspektif Al-Quran dan Hadist FPSB UII

{mosimage}Dalam rangka pengembangan ‘Psikologi Islami’, Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia kembali menggelar kajian rutin ‘Islamic Psychology for teaching and Learning, Senin, 21 Mei 2012. Ustadz Supriyanto Pasir, MA hadir sebagai pemateri yang membahas tentang ‘Manusia dalam Perspektif Al Quran'.

“Kita membahas hal yang sangat sulit (baca: manusia). Bahkan malaikatpun sempat bertanya kepada Allah SWT tentang perlunya menciptakan manusia”, ungkap ust. Ucup (panggilan akrab ustadz. Supriyanto Pasir) saat mengawali bahasannya tentang kedudukan manusia dalam Al Qur’an yang dinyatakan dalam beberapa terma, seperti al-nas, anasiya, al-ins, al-insan, basyar, bani adam, dan dzurriyat adam.

 Menurut Ust. Ucup (yang didasarkan pada Al Quran) manusia memang sudah dibekali beberapa sifat fujur/bawaan, seperti pembantah (khasiimun), banyak membantah (aktsara syai’in jadalan), tergesa-gesa (‘ajuulan), tidak berterimakasih (kafuuran), putus asa (ya’uusan), sangat kikir (fatuuran), aniaya dan bodoh (zhaluuman jahuulan), merugi (khaasiriin), lemah (dha’iifan), keluh kesah (haluu’an), dan melampaui batas (layathgha).

Sedangkan sifat ‘taqwa’ yang dijanjikan oleh Allah SWT akan mendapat imbalan surga seperti halnya mukhlishiin, al-mufuuna bi’ahdihim (menepati janji), al-shabiriin (sabar), al-muttaqun, al-kazhiminal ghaizha, al-‘afina ‘aninnas maupun al muhsinin bukanlah sifat bawaan manusia melainkan sebagai sesuatu yang harus diupayakan oleh masing-masing manusia (individu). Ini berarti bahwa Islam sangat menghargai upaya/usaha manusia untuk menuju jalan taqwa tersebut.

Dalam kajian itu juga disinggung tentang takdir yang sebenarnya telah ditetapkan oleh Allah SWT atas diri masing-masing manusia. “Karena kita tidak tahu takdir kita, maka kita wajib mengusahakan takdir kita tersebut (takdir baik)”, ajaknya