Film The King’s Speech: Pentingnya Dukungan Sosial bagi Anak dengan Gangguan Bicara
Bagaimana jadinya jika seorang pemimpin tidak bisa menyampaikan suaranya kepada rakyat? Seorang pemimpin yang seharusnya menjadi simbol representatif suara rakyat, justru terhalang oleh gangguan komunikasi yang dialaminya. Raja George VI mengalami gangguan komunikasi, yaitu gagap bicara sejak kecil, yang membuatnya terhalang untuk bicara di depan publik. Namun, perjuangannya bukan hanya soal berbicara dengan lancar, tetapi juga bagaimana ia dapat didengar, dipahami, dan diterima.
George adalah pemimpin Inggris pada abad ke-20 yang dikenal sebagai raja dengan gangguan bicara sejak kecil. Perjuangannya diabadikan dalam film The King’s Speech yang rilis pada tahun 2010. Film ini tidak hanya menyoroti peran politik George, tetapi juga pergulatannya sebagai individu dengan gangguan gagap (Stuttering), atau Childhood-Onset Fluency Disorder yang dialaminya.
Mengenal Childhood Onset Fluency Disorder
Menurut DSM-5, childhood onset fluency disorder atau gagap pada awal kanak-kanak adalah gangguan komunikasi yang ditandai dengan terganggunya aliran dan waktu bicara normal yang tidak sesuai dengan usia individu. Gejalanya ditandai dengan gangguan terus-menerus pada aliran dan waktu bicara normal, seperti pengulangan bunyi dan suku kata, serta perpanjangan dan jeda antar kata. Biasanya, gangguan ini muncul di antara usia 2–7 tahun dan jika tidak ditangani dengan benar, dapat bertahan hingga dewasa.
Dalam filmnya, George digambarkan tumbuh dalam tekanan keluarga kerajaan yang menuntut kesempurnaan. Ia tidak mendapatkan dukungan positif dari teman-teman bahkan orang tuanya, sehingga menyebabkan George mengalami trauma sosial selama hidupnya. Peristiwa inilah yang menjadi alasan utama gangguan kelancaran bicara George berlanjut hingga dewasa.
Situasi ini sangat relevan dengan realitas sosial terhadap anak-anak yang mengalami gangguan komunikasi. Anak yang gagap sering kali menjadi objek tertawaan seseorang bahkan kemarahan akibat bicaranya yang dianggap “tidak serius.” Padahal faktanya, gangguan ini bukanlah sebuah kesalahan, melainkan suatu kondisi neurologis dan psikologis yang cukup kompleks.
Pengaruh Dukungan Sosial yang Positif pada Anak dengan Stuttering
Pentingnya dukungan aktif dari lingkungan menjadi sorotan utama dalam film ini. Lionel Logue, seorang terapis wicara yang membantu George, tidak hanya menggunakan penanganan secara teknis, seperti teknik pernapasan dan latihan bicara, tetapi juga membangun hubungan yang intens dan penuh empati. Hal tersebut dibuktikan ketika Logue selalu memberikan apresiasi kepada George atas setiap peningkatan kecil terhadap proses perkembangan bicaranya, serta menyediakan ruang aman bagi George untuk mengekspresikan perasaannya. Ia tidak memperlakukan George sebagai pasiennya, melainkan sebagai manusia dan teman yang layak untuk didengar. Dukungan emosional ini pun menjadi titik balik dalam proses pemulihan George.
Mash dan Wolfe (psikolog klinis yang berkontribusi besar pada penelitian dan penulisan terkait psikopatologi anak), dalam bukunya yang berjudul Abnormal Child Psychopathology, menegaskan bahwa penanganan gangguan komunikasi pada anak tidak cukup jika hanya berfokus pada teknik bicara semata, tetapi diperlukan peran sosial yang aktif dan mendukung dalam lingkungan anak.
“Penanganan yang efektif untuk anak dengan gejala gagap atau stuttering adalah melibatkan kombinasi antara pelatihan teknik wicara pada anak serta keterlibatan orang tua dan lingkungan secara aktif untuk mengurangi tekanan komunikasi.”
Kutipan ini memperkuat pernyataan bahwa keberhasilan George bukan sekadar hasil dari terapi semata, tetapi buah dari lingkungan sosial yang aman dan dukungan yang konsisten. Ketika anak merasa didengar dan diterima, mereka memiliki ruang untuk tumbuh dan mengekspresikan diri tanpa rasa takut.
Penulis: Khansa Tafidah Khairunnisa
Sumber
Hooper, T. (2010). The King’s Speech [Film]. The Weinstein Company.
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).
Mash, E. J., & Wolfe, D. A. (2016). Abnormal Child Psychology. Cengage Learning.



