Psikologi dan Perubahan


        Perubahan atau "change" merupakan suatu kepastian yang harus dilakukan dalam sebuah proses yang bergerak ke arah kemajuan. Perubahan itu adakalanya terasa sangat berat karena konsekuensi logis yang melekat di dalamnya. Perubahan identik dengan banyaknya penataan ulang terhadap proses yang sudah berlangsung lama, masuknya personel baru beserta dengan gagasan atau perspectif yang berbeda serta mulai diberlakukannya sistem ataupun budaya kerja yang baru. Perubahan menurut adanya respon yang baru yang lebih compatible (sesuai, pas) dengan kondisi riil yang ada sebagai salah satu upaya agar proses berjalan mulus dalam rangka pencapaian tujuan atau target yang lebih baik.

        Kesesuaian atau compatibility antara perubahan yang terjadi dengan respon terhadap perubahan tersebut bisa diraih dengan melakukan pola adaptasi yang bersifat progresif. Proses penyesuaian diri yang progresif membutuhkan kapasitas atau kualitas pribadi yang luar biasa dari pihak-pihak yang terlibat. Kapasitas yang paling utama adalah "openness to a new experience" yang dikatakan oleh Carl Rogers sebagai salah satu ciri pribadi yang sehat. Keterbukaan sikap seseorang ketika dihadapkan pada situasi atau pengalaman baru merupakan kunci pembuka ke arah perbaikan dan kemajuan. Keterbukaan sikap yang paling hakiki adalah ketika ia mampu menerima bahwa kesempurnaan seseorang ada dalam ketidaksempurnaannya.

        Perubahan kadangkala bersifat memaksa yaitu ketika terjadi dalam kondisi yang kurang menguntungkan seperti yang harus dijalani oleh saudara-saudara kita yang menjadi korban gempa Sumatera Barat. Mereka harus melakukan penyesuaian atau bahkan sampai harus secara total manata ulang hidup mereka dan keluarganya. Sesuatu yang tadinya ada menjadi tiada atau yang tadinya tidak ada menjadi kenyataan yang hadir di hadapan mereka dan harus diterima. Selain harus menyesuaikan diri dengan perubahan, saudara kita masih harus berjuang agar bisa bertahan hidup. Melalui editorial ini kami sampaikan duka cita yang mendalam dalam terhadap saudara-saudara kami di kawasan Padang, Jambi dan sekitarnya. Selalu ada hikmah dibalik semua peristiwa yang terjadi di alam semesta ini. Firman Allah dalam QS Al Baqarah : 283 "Sungguh Allah tidak akan menguji (manusia) dengan sesuatu yang melampaui kadar kemampuannya" bisa saja kita maknai bahwa manusia memiliki kualitas dan kapasitas yang positif sehingga mampu belajar dan mengambil hikmah dari perubahan yang terjadi dalam dirinya maupun di lingkungannya.

        Psikologika mulai edisi ini mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perubahan susunan pengurus redaksi, adanya sosialisasi Dirjen Perguruan Tinggi tentang syarat-syarat sebuah jurnal ilmiah bisa terakreditasi serta kuatnya keinginan untuk menjadikan jurnal ini lebih kompetitif dengan pembaca yang lebih luas, merupakan sebagian alasan mengapa Psikologika perlu mengubah diri. Keyakinan bahwa kami bisa melakukan adaptasi secara progresif menjadi modal yang cukup kuat untuk melangkah dalam memulai perjalanan Jurnal Psikologika yang baru dengan tampilan cover dan format jurnal yang lebih handy serta content yang mengusung isu-isu secara komprehensif.  

        Wilayah kajian psikologi tak lagi berkutat dalam permasalahan intrapersonal dan interpersonal saja, tetapi telah menyentuh area publik yang lebih luas lagi. Hal itu pula yang mendasari pemilihan artikel-artikel yang dimuat untuk edisi 26 ini volume 13 tahun 2008. Tiga penelitian dengan tema entrepreneurship kami sajikan khusus untuk mengkaji relasi psikologi dengan kewirausahaan yang sedang booming saat ini d mana wacana kewirausahaan ini sebelumnya diasumsikan lebih relevan jika dikaji dari sisi ekonomi. Kajian Rosma & Budiarto tentang bisnis multilevel marketing dengan focus kajian pada persepsi terhadap jenjang karir dan motif berprestasi para pelaku bisnis multilevel marketing sementara naskah Effendi & Bachtiar mamaparkan gairah baru tentang menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada remaja akhir melalui pelatihan kewirausahaan. Pelatihan ini ternyata mampu memperkuat keyakinan akan kemampuan berwirausaha. Kajian lain, yaitu dari Triawan & Sumaryono menemukan adanya keterkaitan yang kuat antara minat seseorang untuk menjadi wirausaha dengan keberanian dalam mengambil resiko. Penelitian Witri mengungkap bagaimana mahasiswa tingkat pertama mengalami keraguan saat harus membuat keputusan dalam menentukan pilihan karir mereka.

        Isu lain yang juga dibahas dalam edisi ini adalah kajian Kuncoro tentang bagaimana korban gempa dalam mempersepsi keadilan dan hasil eksplorasi Khairuddin & Partino tentang kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di ranah publik serta laporan Muslihati tentang implemantasi kesetaraan jender dalam proses belajar mangajar di sekolah yang berbasis agama.

        Upaya yang terbaik sudah dilakukan dan semangat yang tinggi sudah mampu dipertahankan sehingga jurnal edisi ini bisa naik cetak dan sampai ke tangan anda, para pembaca !. Keterbukaan sikap kami terhadap gagasan, ide, saran maupun umpan balik semoga bisa direspon secara positif oleh pembaca dalam rangka memperlancar proses penerbitan jurnal dan mempermudah kami dalam menyajikan jurnal yang lebih berkualitas.

        Salam Redaksi