H. Fuad Nashori Lulus Doktor Tercepat Universitas Padjajaran (UNPAD)

"Alhamdulillah, berkat kemurahan dari Allah swt saya dapat selesaikan studi program doctor dalam tempo dua tahun satu bulan. Berdasar keterangan bagian akademik pascasarjana Unpad, ini adalah kelulusan tercepat program doktor Unpad,” demikian disampaikan Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psikolog, kepada UII News. Selain tercepat, hasil studi mantan Dekan FPSB UII Periode 2006-2010 yang sangat ramah dan murah senyum tersebut juga sangat memuaskan dengan IPK 3.78. Disertasinya yang berjudul “Pemaafan pada Etnis Jawa (Studi Kasus pada Warga Kota Yogyakarta)” berhasil memperoleh nilai A pada ujian terbuka yang diselenggarakan tanggal 8 Oktober 2012.

Program yang dikuti dosen prodi psikologi UII ini adalah Program Penugasan dan Disertasi. Di semester pertama ada penyegaran tiga matakuliah, yaitu filsafat, metode, dan teknik analisis statistik. Pada semester kedua ada penugasan-penugasan yang intinya adalah menyiapkan segala sesuatunya sehingga proposal siap. Mulai tahun kedua ada seminar usulan penelitian. Setelah itu ambil data, analisis data, seminar hasil, ujian tertutup, dan ujian terbuka.

Kepada UIINews, sosok yang sangat dikenal aktif dalam menulis artikel maupun buku tersebut membagi kunci kecepatan masa studinya. “Fokus dan prihatin,” ungkap dosen psikologi sosial ini dengan lugas. “Saya jadikan disertasi sebagai agenda utama hidup saya. Sambil studi di bandung, saya masih aktif mengajar dan membimbing skripsi mahasiswa S1 dan tesis S2 Psikologi UII. Namun, prioritas saya tetap studi. Yang lain-lain sengaja saya poisisikan sebagai sekunder”, tambahnya.

Diceritakan oleh dosen yang sangat akrab dengan mahasiswa ini bahwa sepanjang 2 tahun masa studinya, hampir tiap minggu ia pulang pergi Yogya-Bandung, berangkat malam dan pulang menjelang shubuh. Setiap ada perkembangan ia laporkan kepada para promotor disertasinya. Sebuah perjuangan yang luar biasa. Bahkan pria asal Mojokerto ini sering masuk angin dan sakit perut. Namun demikian, proses melaporkan yang mendapat umpan balik dan segera menindaklanjuti saran promotornya menjadikan semuanya dapat berjalan lancar.

Selama sekolah, ayah lima anak ini memilih hidup prihatin. Ia lebih memilih untuk fokus studi daripada menerima permintaan berceramah atau aktivitas lain yang menjanjikan uang. Ketika ada kekurangan uang, ia putuskan pinjam saja. “Godaan utama orang yang studi adalah proyek, baik menulis di media massa maupun ceramah. Saya sangat sering menolak ceramah dari sejumlah pihak, karena kekhawatiran mengganggu fokus saya”, tuturnya.

Selain fokus, faktor promotor adalah faktor yang penting. Pak Fuad menceritakan bahwa promotor-promotornya sangat baik dalam memberi pelayanan. Hampir setiap akhir pekan mereka menyediakan waktunya untuk membimbing Pak Fuad secara bersama-sama. “Kami juga akrab. Saya sudah mengunjungi rumah semua pembimbing saya dan tidur di sana. Saya bersedia menginap karena diminta.

Kalau mereka ke Yogya, saya selalu menemui mereka dan mendapat bimbingan”, imbuh Pak Fuad.

Diceritakan pula bahwa Pak Fuad sudah akrab dengan ketiga promotrnya jauh sebelum studi lanjut pada Program Doktor Ilmu Psikologi Unpad. Salah seorang ko-promotor, Prof Kusdwiratri Setiono, sudah ia kenal sejak mahasiswa S1. Bahkan, orangnya hadir dalam pernikahan Pak Fuad tahun 1997. Ketua Promotor, Prof Zulrizka Iskandar, sudah dikenalnya sejak tahun 2002 saat Pak Fuad mengisi seminar psikologi Islami di Unpad dan beliau membuka acaranya. Prof Zul dan Pak Fuad juga sering bertemu saat mereka menjadi dekan di fakultasnya masing-masing. Promotor ketiga adalah teman sesama pembantu dekan urusan kemahasiswaan dan alumni. DR Gimmy Prathama dan Pak Fuad sudah sering bertemu. “Semua itu menjadi faktor yang memudahkan. Namun demikian, saya juga harus katakan bahwa setiap tahapan penyelesaian ada jumpalitannya. Semua tahap ada kesulitannya. Kesehatan yang tiba-tiba menurun, pengambil data yang lamban, dan sebagainya. Hal utama yang saya harapkan dan akhirnya saya peroleh adalah kepercayaan dari mereka.,” pungkasnya.